Kembali

Abu Unaisah ‘Abdul Hakim bin Amir Abdat

Abu Unaisah Abdul Hakim bin Amir Abdat hafidzhahullah adalah termasuk da’i senior salafi di Indonesia. Ceramah beliau dari dulu tidak pernah berubah, tegas dan kaya akan ilmu. Materi yang dibahas tidak terlepas dari aqidah dan manhaj. Perjuangan dakwah beliau sangatlah menyahat hati, beliau diejek, dihina, dicaci dan diusir, akan tetapi beliau tidak pernah membalasnya. Kesemua itu sudah menjadi santapan sehari-hari beliau.

Berbicara tentang ilmu maka beliau lautan ilmu, tidak ada yang meragukannya baik itu dari da’i salafi maupun murid-muridnya. Beliau sangat produktif dalam menulis, itu dibuktikan dengan banyaknya karya tulis beliau yang bermanfaat, sarat dengan ilmu dan hujjah. Beliau juga ahli di bidang hadits, maka tidak heran banyak karya beliau berkaitan dengan ilmu hadits maka tidak salah kalau banyak yang mengatakan beliau “pakar hadits” Indonesia.

Beliau bersama Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas menjadi babat alas perkembangan dakwah bermanhaj salaf di Indonesia pada sekitar tahun 80-an. Hampir semua asatidz salafi belajar kepada mereka berdua dan sangat menghormati mereka berdua, sebagai sahabat, guru, seorang ayah dan penasehat yang baik.

Ustadz Hakim bin Amir Abdat pernah belajar kepada Syaikh Muhammad bin Shalih Al-‘Utsaimin saat beliau ke Arab Saudi.  Namun beliau pernah mengatakan di majelis hadits Shahih Bukhari yang beliau pimpin yang maknanya adalah bahwa beliau hanyalah lulusan S1 yaitu SD karena “S”nya cuma satu. Beliau tidak lanjut SMP. Beliau memutuskan untuk tidak melanjutkan sekolah formalnya dan memilih untuk fokus belajar agama. Keluasan ilmu dan pemahamannya menunjukkan bahwa pendidikan formal tidaklah menjamin luasnya ilmu seseorang, Ustadz Abdul Hakim adalah salah satu buktinya.

Adapun ketertarikan awal Al-Ustadz Abdul Hakim bin Amir Abdat terhadap hadits diawali dengan kitab Shahih Muslim yang diberikan ibunda beliau rahimahallah. Itu sekaligus menjadi kitab pertama yang beliau miliki. Dari situlah muncul kecintaan beliau terhadap hadits-hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Diceritakan bahwa beliau banyak menghabiskan waktu di perpustakaan LIPIA. Beliau banyak menghabiskan waktu dengan belajar kitab ulama, mencatat faidah-faidah dan menilai derajat suatu hadits. Meja-meja beliau dipenuhi dengan kitab ulama yang bermanfaat. Alangkah berkahnya waktu dan umur beliau yang diisi dengan ilmu, ilmu dan ilmu.

4.6 28 suara
Article Rating
BAGIKAN POSTINGAN INI
guest
3 Comments
tertua
Terbaru Suara Terbanyak
Tanggapan Sebaris
Lihat semua komentar
agus
agus
31 March 2023 16:34

MasyaAllah

Asep Surachman
Asep Surachman
5 May 2024 21:14

Tentu generasi kita terutama generasi molenial belajar pada ulama, berhati hatilah jangan sekali kali langsung belajar Al hadis dan Alqur’an, sebelum memahami prosedur keilmuan, karena bisa menimbulkan salah tafsir. Para ulama besar dahulu sudah menghasilkan pemahaman yang benar tentang Alqur’an dan hadis shg memberikan panduan kepada kita untuk memahami Alqur’an dan hadis melalui karya karya besar mereka. Nah yang bahaya orang awam langsung belajar memaknai Alquran dan hadis, padahal ilmunya tidak seberapa, shg kemungkinan besar bisa menyesatkan. Silahkan belajar dari bawah melalui pemahaman para ulama dengan karya karyanya, apabila sudah menempuh berbagai disimplin ilmu dan sudah memadai baru boleh ke Alque’an dan hadis. Begitu biar menjadi orang tersesat.

Asep Surachman
Asep Surachman
Membalas ke  Asep Surachman
5 May 2024 21:16

Maksudnya biar tidak menjadi orang tersesat.

Butuh Bantuan?