
Momen ibadah satu bulan yang dirindukan telah hadir membersamai hari-hari kita, ia merupakan salah satu dasar Islam sebagaimana ditegaskan Rasulullah ﷺ, tujuannya agar kaum mukminin meraih ketakwaan. Kewajibannya tidak hanya pada umat Nabi Muhammad ﷺ tapi juga kaum sebelumnya. Salah satu makna penting dalam ibadah shaum adalah melatih setiap mukmin untuk menguatkan ketauhidan.
Tak ada yang tau apakah kita shaum atau tidak, kecuali diri sendiri dan Allah yang maha mengetahui. Tetap shaum dan teguh keimanannya meskipun dalam keadaan sendirian. Bulan istimewa yang menjadi madrasah kehidupan untuk meningkatkan keimanan dan ketauhidan. Pada setiap detak jantung kehidupan selalu merasa diawasi dan menyadari kedekatannya dengan Allah yang maha rahman tidak mengharapkan pujian dan sanjungan dari sejak bangun hingga tidur lagi semua kegiatannya bernilai utama.
Shaum mengajarkan manusia untuk jujur dan ikhlas, semua ibadahnya hanya ditujukan kepada Allah semata, shaum menunjukkan besarnya iman seseorang, didalamnya ada ketulusan, ada cinta yang tak tergantikan oleh apa dan siapapun.
Orang beriman akan meninggalkan kenikmatan makanan dan godaan syahwat demi melaksanakan ketaatan, karena alasan inilah pahalanya tanpa batas mendapatkan keistimewaan dari Allah yang maha rahman.
Diriwayatkan dari Abu Hurairah RA, Rasulullah ﷺ bersabda: “Allah Azza wa Jalla berfirman, semua amal untuk anak Adam dan untuk dia sendiri, kecuali shaum karena shaum itu untuk-Ku, dan Akulah yang membalasnya. Shaum itu benteng (pelindung dari siksa neraka)”.
Oleh karena itu, apabila kamu sedang shaum, jangan pula berbuat gaduh. Apabila seseorang memakimu atau mengajak bertengkar dengan kamu, katakanlah, ‘Sesungguhnya aku ini sedang shaum.’
Demi Zat yang jiwa Muhammad berada di tangan (kekuasaan)-Nya, bau mulut seorang yang sedang shaum lebih harum di sisi Allah pada hari kiamat nanti daripada harumnya kasturi.
Selain itu, orang yang shaum mendapatkan dua kali kegembiraan, yaitu apabila saat berbuka, dia bergembira dengan buka shaumnya, dan apabila kelak bertemu Robnya, dia bergembira dengan shaumnya.” (HR Muslim).
“Bersabar saat shaum, bersyukur saat berbuka, berbahagia saat bertemu dengan Rabb-Nya, tak ada asa yang tersia karena janjiNya tak pernah aniaya…”















