
Air zam zam merupakan air yang diambil dari sumur zam zam. Letaknya di kawasan Masjidil Haram, tepatnya di sebelah tenggara Ka’bah.
Orang yang melaksanakan haji atau umroh biasanya membawa air zam zam sebagai oleh-oleh. Air zam zam adalah air yang istimewa karena memiliki cerita yang luar biasa asal terbentuknya.
Cerita tentang air zam zam terjadi saat Nabi Ismail bin Ibrahim a.s. masih bayi.
Kala itu, ibu Ismail yang bernama Hajar berada di padang pasir bersama bayinya. Sejauh mata memandang, tidak terlihat keberadaan air di sekitar mereka.
Ismail yang haus menangis ingin minum. Namun, air susu Hajar tidak mau keluar. Ismail terus menangis karena kehausan.
Tak tega melihat anaknya menangis, Hajar berlari menuju bukit Safa untuk mencari air. Sampai di puncaknya ternyata tidak ada air. Hajar kemudian berlari menuju bukit Marwah, berharap menemukan air di sana. Akan tetapi hasilnya nihil.
Ismail tak kunjung berhenti menangis. Ia masih haus. Hajar terus menerus mencari air di Safa-Marwah hingga tujuh kali. Ibu Ismail lalu memohon dengan sangat dan berdoa kepada Allah supaya diberikan air untuk anaknya.
Saat itu Allah berkehendak, tendangan Ismail memunculkan air dari dalam tanah. Melihat itu, Hajar berkata, “Zam zam, zam zam,” terus menerus. Zam zam artinya berkumpullah jangan berhenti.
Kisah asal mula air zam zam memiliki ibrah atau hikmah yang sangat mendalam terkait pengorbanan dan usaha ibu untuk anaknya.
Dalam sebuah hadits terkait pentingnya berbakti kepada orang tua, dari Abdullah bin Mas’ud r.a., ia berkata :
“Aku bertanya kepada Rasulullah., ‘Amal apakah yang paling dicintai Allah?’. Rasulullah. menjawab, ‘Shalat tepat pada waktunya.’ Abdullah bin Mas’ud r.a. bertanya lagi, ‘Kemudian amal apa lagi?’ Rasulullah menjawab, ‘Berbakti kepada kedua orang tua.’ Abdullah bin Mas’ud r.a. bertanya lagi, ‘Kemudian amal apa lagi? Rasulullah menjawab: ‘Jihad di jalan Allah’.” (HR.Bukhari)
Birrul walidain atau berbakti kepada orang tua letaknya langsung setelah ibadah shalat lima waktu kepada Allah سبحانه و تعالى. Bahkan jihad fii sabilillah letaknya nomor tiga setelah birrul walidain.
Hasil kerja keras kalau sukses itu boleh jadi cuma 30 persen kerja kerasmu, 70 persennya dari tangisan dan doa ibu di sepertiga malam serta peluh keringat ayah yang ikhlas memohon kepada Allah.
Kisah Sayyidati Hajar mencari air untuk Ismail. Yang lari bolak balik siapa? Hajar. Ismail menangis bergerak-gerak tangan dan kakinya dari awal tangisan, tetapi air tidak keluar juga.
Kapan air itu keluar? Setelah Hajar iktiar bolak-balik Safa Marwah sampai tujuh kali, lantas bertawakkal dan berdoa kepada Allah. Saat itulah Allah keluarkan air dari tendangan Ismail.
Bisa jadi yang berikhtiar itu orang tua, yang dapat hasil itu anak. Makanya nama ibadah berlari-lari kecil bolak-balik bukit Safa Marwah itu “sa’I”. Sa’I berasal dari bahasa Arab sa’a-yas’a-sa’yan yang artinya kesungguhan dalam berusaha.
Kalau sudah dewasa, merasa sudah mapan, meraih kesuksesan, jangan kira kesuksesan itu atas usaha sendiri, ingatlah orang tua.
Allah سبحانه و تعالى. berfirman dalam Alquran Surah Al Ahqaf ayat 15:
وَوَصَّيْنَا ٱلْإِنسَٰنَ بِوَٰلِدَيْهِ إِحْسَٰنًا ۖ حَمَلَتْهُ أُمُّهُۥ كُرْهًا وَوَضَعَتْهُ كُرْهًا ۖ وَحَمْلُهُۥ وَفِصَٰلُهُۥ ثَلَٰثُونَ شَهْرًا ۚ حَتَّىٰٓ إِذَا بَلَغَ أَشُدَّهُۥ وَبَلَغَ أَرْبَعِينَ سَنَةً قَالَ رَبِّ أَوْزِعْنِىٓ أَنْ أَشْكُرَ نِعْمَتَكَ ٱلَّتِىٓ أَنْعَمْتَ عَلَىَّ وَعَلَىٰ وَٰلِدَىَّ وَأَنْ أَعْمَلَ صَٰلِحًا تَرْضَىٰهُ وَأَصْلِحْ لِى فِى ذُرِّيَّتِىٓ ۖ إِنِّى تُبْتُ إِلَيْكَ وَإِنِّى مِنَ ٱلْمُسْلِمِينَ
“Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada dua orang ibu bapaknya, ibunya mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah (pula). Mengandungnya sampai menyapihnya adalah tiga puluh bulan, sehingga apabila dia telah dewasa dan umurnya sampai empat puluh tahun ia berdoa: ‘ Ya Tuhanku, tunjukilah aku untuk mensyukuri nikmat Engkau yang telah Engkau berikan kepadaku dan kepada ibu bapakku dan supaya aku dapat berbuat amal yang saleh yang Engkau ridhai; berilah kebaikan kepadaku dengan (memberi kebaikan) kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertaubat kepada Engkau dan sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri ‘.” (QS. 46:15)
Doakanlah orang tua sebagaimana doa dalam ayat tersebut. Kalau orang tua meminta sesuatu, berikanlah. Jadi dewasa harus peka terhadap apa yang dibutuhkan orang tua.
Bahagialah kalau masih punya dua orang tua. Jangan sampai menyesal di akhir.
Sumber : https://www.aspirasiku.id
https://uloom.id/speaker/adi-hidayat-lc-ma/














