Kembali

Kita Hanyalah Seorang Tamu

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda..
“Maukah kutunjukkan kepada kalian amalan yang memasukkan ke surga dan mengangkat derajat, ..yaitu menyempurnakan wudhu walau sedang tidak shalat,, memperbanyak langkah ke masjid dan menunggu shalat, untuk menunggu waktu shalat berikutnya.”

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam menyebutkan ini adalah Arriba , artinya mengikat amal sholih.

Sahabat Abdullah bin Mas’ud, beliau termasuk para sahabat yang menjadi penterjemah Al Qur’an. Bacaan Abdullah Bin Mas’ud sama seperti ketika diturunkan. Siapa yang ingin membaca Qur’an dengan suara persis ketika diturunkan, maka bacalah sebagaimana bacaannya Abdullah Bin Mas’ud.

Maka Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam pernah meminta Abdullah bin Mas’ud untuk membacakan Al Qur’an di hadapannya. Maka Ibnu Mas’ud membaca surat Annisaa’

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam menangis ketika mendengar bacaan Ibnu Mas’ud. Banyak pujian yg disampaikan oleh sahabat untuk Ibnu Mas’ud. Ibnu Mas’ud pernah menyampaikan…

Setiap kalian adalah tamu, dan harta yang kalian miliki adalah pinjaman, fasilitas yang sifatnya sementara. Dan yang namanya tamu sebentar lagi akan pergi, dan yang namanya pinjaman harus dikembalikan.

HR At Tabrani dan Ibnu Saibah, dari Ibnu Mas’ud.

Kehidupan di dunia ini adalah kehidupan sementara. Setelah mati, manusia akan dibangkitkan. Keyakinan orang musyrik bahwa tidak ada hari kebangkitan. Orang-orang kafir juga meyakini bahwa mereka tidak akan dibangkitkan.

Jika tidak ada akhirat maka sama saja Allah membiarkan kedzoliman, karena di dunia ini banyak yang melakukan kedzoliman tetapi tidak tertangkap oleh aparat. Padahal tidak ada kedzoliman yang tidak tertangkap oleh Allah. Jika di dunia tidak diadili, maka di akhirat akan diadili oleh Allah. Allah terus menghitungnya walau manusia melupakannya. Kedzoliman sekecil apapun tidak akan terlupakan oleh Allah Azza Wa Jalla.

Dari penjelasan Ibnu Mas’ud bahwa seorang tamu itu sifatnya sementara, ini pernah disabdakan oleh
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam,

“Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam pernah memegang pundaknya Ibnu Mas’ud, sambil berkata jadilah kamu di dunia seperti orang asing atau sebatas orang yang mau lewat.”

Yang namanya orang asing, tentu tidak betah tinggal di negeri orang. Orang yang mau lewat tentu pikirannya ingin segera kembali, untuk bisa bertemu dengan keluarganya, harta bendanya. Seperti itulah hubungan kita dengan surga.

Sadarilah sesungguhnya dunia ini adalah tempat singgah sementara, bukan tempat selamanya, dan sesungguhnya Adam diturunkan ke muka bumi adalah untuk menjalani ujian, ingin kembali lagi ke tempat asalnya yaitu di surga.

NASEHAT Hasan Al Basri kepada Umar Bin Abdul Aziz

Ibnu Mas’ud mengatakan harta itu pinjaman, pinjaman artinya sementara dan harus dikembalikan.

HR Abu Hurairah Radhliahuanhu, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda,

Saya akan sampaikan beberapa kalimat, siapa yang sanggup untuk mengamalkannya, atau mengajarkan kepada orang yang akan mengamalkannya..
Abu Hurairah mengatakan sanggup,, lalu Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam menyebutkan 5 prinsip, lalu beliau bersabda :

1. Berusahalah untuk menghindari yang haram, maka kau akan menjadi orang yang paling ahli ibadah.

Ada seorang wanita yang rajin ibadah tapi suka menyakiti tetangga, kata Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam, dia ahli neraka,
Sebaliknya ada seorang yang tidak ahli ibadah tetapi tidak pernah menyakiti tetangga, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam berkata maka dia ahli surga.

2. Selalu merasa ridho dengan pembagian rizki yang diberikan oleh Allah, maka kau akan menjadi manusia yg paling kaya.

Hakekat kaya adalah bukan banyaknya harta, tapi kaya yang sehati adalah kaya batin. Manusia yang qona’ah adalah manusia yang jika diberikan berapapun merasa cukup. Jika kita qona’ah maka kita ibarat seperti raja.

Manusia dalam menyikapi kenikmatan yang diberikan oleh Allah ada 3 tingkatan, yaitu :

  • Bersyukur
  • Biasa saja, tidak bersyukur.
  • Meremehkan, ini yang paling parah.

Jika seorang tamu tidak menghargai makanan yang disajikan tuan rumah, minimal jangan meremehkan.
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda :

“Lihatlah dalam urusan dunia kepada yang lebih rendah.”

Ini dalam rangka untuk menjaga batin agar kita tidak meremehkan apa yang kita punya. Kalau dalam urusan akhirat lihat kepada yang kebih tinggi.

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda :

“Tidak ada 2 hazad yang dimiliki manusia, yang satu diberi nikmat materi, yang satu diberi nikmat non materi (diberi ilmu).”

Maknanya, kita boleh hazad kepada 2 macam itu tadi.

Hasan Al Basri memberi nasehat, kalau kau dengar ada orang yang mengalahkanmu dalam urusan dunia, kalahkan dia dengan urusan akhirat.

3. Dan berbuat baiklah kepada tetanggamu maka kau akan menjadi seorang mukmin yang baik.

4. Berikanlah sikap yang terbaik kepada orang lain sebagaimana kamu ingin disikapi yang sama oleh orang lain.

Akhlak yang tercela seperti menipu, dzolim kepada orang lain dan seterusnya, jika kita tidak mau didzolimi orang lain, maka jangan mendzolimi orang lain. Akhlak mulia seperti jujur dan lain-lain, jika kita ingin disikapi jujur oleh orang lain maka bersikaplah jujur kepada orang lain.

5. Jangan banyak tertawa, banyak tertawa menjadikan hati menjadi keras.

Dalam masyarakat kita, Tertawa itu dianggap sebagai hiburan, maka siapa yang bisa membuat orang lain tertawa, mendapat prestasi besar, dan dilombakan, seperti Stand up komedi.

Subhanallah..

Ustadz Ammi Nur Ba’it
Masjid Abubakar Sidiq
Jumat 26 Agustus 2022/ 28 Muharram 1444H 18.30

4.5 4 suara
Article Rating
BAGIKAN POSTINGAN INI
guest
0 Comments
tertua
Terbaru Suara Terbanyak
Tanggapan Sebaris
Lihat semua komentar
Butuh Bantuan?