Kembali

Pengkhususan Yang Salah Di Akhir Tahun

Diantara kebiasaan orang dalam memasuki tahun baru masehi di berbagai belahan dunia adalah dengan merayakannya. Bahkan membuat ibadah-ibadah baru misal seperti dzikir berjama’ah menyongsong tahun baru.

Apa saja amal ketaatan yang biasa menjadi pengkhususan bahkan tergolong bid’ah menyesatkan dalam menyambut tahun baru? mari kita bahas dibawah ini.

1. Bermaaf-maafan Dan Saling Menjabat Tangan

Seorang muslim dituntut untuk selalu bertaubat kepada Allah atas dosa-dosanya, dituntut juga untuk mengembalikan hak kepada pemilkinya, dan meminta maaf, supaya Ketika dibangkitkan di hari kiamat nanti ia tidak memiliki seorang pun musuh yang menuntut atas kazalimanya, Maka kapanpun seorang muslim melakukan kesalahan kepada saudaranya hendaklah ia segera meminta maaf, dan tidak perlu untuk menunggu di akhir atau awal tahun.

Sebagaimana sabdanya ﷺ: Barang siapa melakukan kezaliman  kepada saudaranya segeralah meminta maaf karna nanti dihari kiamat bukanlah dinar atau dirham yang diambil, akan tetapi amal kebaikan, dan jika tidak memiliki amal kebaikan, maka dosa saudaranya yang dicampakan kepadanya. 1

Maka dari itu mengkhususkan akhir tahun untuk meminta maaf merupakan perkara yang menyelisihi Nabi ﷺ dan merupakan perbuatan Bid’ah.

2. Mengkhususkan Para Manusia Untuk Bertaubat Diakhir Tahun

Sebagian manusia menyeru untuk bertaubat dan berisitgfar di awal atau diakhir tahun, baik melalui pesan media sosial, dan sarana lainnya. Bertaubat dan beristigfar tidak dipungkiri keutamaanya, akan tetapi yang menjadi masalah adalah mengkhususukan waktu tertentu.

Padahal Taubat dan istigfar disyariatkan setiap waktu, terutama setelah melakukan dosa. Apakah masuk akal, seseorang yang melakukan dosa di pertengahan tahun lalu sengaja mengkhirkan taubat hingga akhir tahun, siapa yang menjamin masih ada umur utuk bertaubat?

Diperbolehkan berkhutbah atau ceramah dengan motivasi bertaubat, muhasabah dan sebagainya. Karena kondisi Sebagian kaum muslimin yang menyelisihi syariat islam di akhir tahun, tapi perlu diingat “tanpa pengkhususan’’.

Jika diperhatikan ayat maupun hadits yang berkaitan dengan taubat maka akan didapati seruan untuk segera bertaubat dan Kembali kepada Allah kapanpun itu tanpa terikat dengan waktu tertentu, terutama setelah melakukan dosa dan kesalahan. Allah ta’ala berifirman:

ﵟإِنَّمَا ٱلتَّوۡبَةُ عَلَى ٱللَّهِ لِلَّذِينَ يَعۡمَلُونَ ٱلسُّوٓءَ بِجَهَٰلَةٖ ثُمَّ يَتُوبُونَ مِن قَرِيبٖ فَأُوْلَٰٓئِكَ يَتُوبُ ٱللَّهُ عَلَيۡهِمۡۗ وَكَانَ ٱللَّهُ عَلِيمًا حَكِيمٗاﵞ 

Sesungguhnya taubat di sisi Allah hanyalah taubat bagi orang-orang yang mengerjakan kejahatan lantaran kejahilan, yang kemudian mereka bertaubat dengan segera, maka mereka itulah yang diterima Allah taubatnya; dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana. 2

3. Muhasabah Sepanjang Tahun, Dan Bukan Hanya Diakhir Tahun

Sebagaimana Taubat tidak terikat dengan waktu tertentu, seperti yang dikatakan Imam Ibnu Rajab rahimahullah : “ Itu adalah kewajiban seumur hidup “ maka muhasabah lebih utama untuk dilakukan setiap waktu, dan manusia terus dituntut untuk melakukanya, Allah taala  berfirman:

نَفۡسٞ مَّا قَدَّمَتۡ لِغَدٖۖﵞ 

hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat)

Imam Ibnu Katsir dalam tafsirnya mengatakan : “Hisablah diri kalian di dunia sebelum engkau dihisab di akhirat, dan lihatlah bekal apa yang telah engkau siapkan untuk hari dimana amalan diperlihatkan dihadapan Rabb, dan ketahuilah bahwanya DIA Dzat yang maha mengetahui seluruh amalan dan keadan kalian. Dan tidak ada satupun yang tersembunyi dari-Nya”. 3

Berkata Umar bin Khatab Radiyallahuanahu : Hisablah diri kalian sebelum dihisab diakhirat kelak, dan timbanglah amalan kalian sebelum ditimbang nanti diakhirat, Karna yang demikian lebih ringan”. 4. Riwayat ahmad (az zuhd 177), at tirmidzi dalam sunan nya (2458), ibnul jauzi ( shifatushofwah 268/1).

4. Buku Catatan Amal Tidak Ditutup Diakhir Tahun

A. Keyakinan yang keliru berkaitan dengan ditutupnya buku catatan diakhir tahun

Didapati sebagian orang memiliki keyakinan yang keliru, mereka meyakini bahawasanya buku catatan amal ditutup setiap akhir tahun dan segala sesuatu yang berkaitan dengan agama terutama masalah keyakinan atau aqidah maka membutuhkan dalil, dan tidak ada dalilnya hal tersebut.

Yang benar adalah amalan hamba dtutup diakhir hayatnya, sebagaimana yang Rasulullah ﷺ sabdakan: Sesungguhnya seorang dari kalian benar-benar beramal dengan amal penghuni surga hingga jarak antaranya dan surga hanya sejengkal, lalu takdir mendahuluinya, lalu dia beramal dengan amal penduduk neraka lalu ia pun memasukinya. Dan seseungguhnya seorang dari kalian benar-benar beramal dengan amal penduduk neraka hingga jarak antaranya dengan neraka hanya sejengkal, lalu takdir mendahuluinya, lalu ia beramal dengan amal penduduk surga, maka ia pun memasukinya. (Bukhori Muslim).

B. Ditutupnya catatan amal seorang hamba diakhir hidupnya bukan diakhir tahun

Diantara perkara Bid’ah, pesan yang bertebaran di masyarakat untuk memperbanyak pahala dan amal di akhir tahun, karna diwaktu tersebut buku catatan amal ditutup, padahal dalil-dalil menunjukan bahwasanya catatan amal ditutup diakhir umur, diantaranya :

  1. Berkata Imam Ibnu Jarir Ketika menafsirkan ﵟوَإِذَا ٱلصُّحُفُ نُشِرَتۡﵞ  : Dan hari dimana catatan amal hamba diperlihatkan kebaikan dan kebrukannya setelah sebelumnya dilipat . 5
  2. Ibnu Katsir menukil dari Qatadah rahimahullah : Buku catatan mu wahai anak Adam akan ditulis, Kemudia Dilipat, kemudian dibuka lagi dihari kiamat, maka hendaklah setiap orang memperhatikan apa yang dicatat di buku catatannya. 6
  3. Berkata Ibnu Juraij rahimahullah : Jika anak Adam mati maka catatan amalnya dlipat, kemudian dibentangkan lagi dihari kiamat untuk dihisab. 7


Catatan

1. Shohih bukhori kitab ar rifaaq, bab al qishoh yaumil qiyamah (6534).

2. QS. An nisa, Ayat 17.

3. Tafsir ibnu katsir surat al hasyr ayat 18.

4. Riwayat ahmad (az zuhd 177), at tirmidzi dalam sunan nya (2458), ibnul jauzi ( shifatushofwah 268/1).

5. Jamiul bayan, tafsir attakwir ayat 10.

6. Tafsir ibnu katsir attakwir ayat 10.

7. Ruhul maani al alusi attakwir ayat 10.


Kajian terkait Artikel ini

Oleh Ustadz Thufeil Abyan Ahmad

5 2 suara
Article Rating
BAGIKAN POSTINGAN INI
guest
0 Comments
tertua
Terbaru Suara Terbanyak
Tanggapan Sebaris
Lihat semua komentar
Butuh Bantuan?