Kembali

Malam Yang Lebih Dari Sekedar Tasyabbuh

بسم الله الرحمن الرحيم

Malam Tahun Baru adalah perilaku tasyabbuh (penyerupaan) terhadap tradisi non-Muslim karena asal-usul perayaannya yang berakar dari budaya Barat dan tradisi tertentu. Namun, ada beberapa alasan yang membuat malam Tahun Baru menjadi lebih dari sekadar masalah tasyabbuh, terutama jika dilihat dari perspektif sosial, budaya, dan agama. Berikut beberapa poin yang dapat menjelaskan hal ini:

1. Tasyabbuh pada Tradisi dan Kebiasaan

  • Perayaan Tahun Baru identik dengan pesta, kembang api, musik, dan perayaan besar-besaran. Hal ini sering kali menyerupai tradisi yang berasal dari budaya non-Islam, yang mungkin tidak sesuai dengan prinsip-prinsip Islam.
  • Larangan tasyabbuh dalam Islam bukan hanya karena bentuk luar dari perayaan, tetapi juga karena nilai dan tujuan di balik perayaan tersebut. Jika perayaan tersebut bertentangan dengan akidah atau akhlak Islam, maka ini menjadi perhatian utama.

2. Pemborosan dan Perilaku Berlebihan

  • Perayaan malam Tahun Baru sering kali diwarnai dengan pemborosan, seperti pengeluaran untuk kembang api, hiburan, dan konsumsi makanan dan minuman secara berlebihan.
  • Dalam Islam, pemborosan (israf) dilarang, dan malam Tahun Baru kerap menjadi momen di mana hal ini terjadi.

3. Mudarat pada Masyarakat

  • Perayaan ini sering disertai perilaku yang tidak sesuai dengan adab Islam, seperti campur baur antara pria dan wanita, musik yang berlebihan, atau bahkan penggunaan alkohol.
  • Hal ini menambah dimensi kemudaratan dari perayaan Tahun Baru, tidak hanya pada individu tetapi juga pada masyarakat secara luas.

4. Menghilangkan Kesadaran Spiritual

  • Malam Tahun Baru sering kali menjadi momen untuk bersenang-senang tanpa memperhatikan nilai-nilai spiritual. Padahal, dalam Islam, malam adalah waktu yang diutamakan untuk beribadah dan mendekatkan diri kepada Allah.
  • Fokus pada perayaan duniawi dapat membuat seorang Muslim lalai dari tujuan hidupnya, yaitu beribadah kepada Allah.

5. Momentum yang Tidak Dimanfaatkan untuk Kebaikan

  • Bagi seorang Muslim, pergantian waktu atau tahun seharusnya menjadi momen untuk introspeksi, memperbaiki diri, dan merencanakan amal kebaikan di masa depan. Jika malam Tahun Baru hanya diisi dengan kesenangan sementara, maka kesempatan ini terlewatkan.

6. Potensi Menyeret kepada Kemaksiatan

  • Tidak sedikit acara malam Tahun Baru yang melibatkan kemaksiatan, seperti pesta liar, narkoba, atau aktivitas tidak bermoral lainnya. Hal ini membuat malam tersebut lebih dari sekadar tasyabbuh, tetapi juga potensi untuk melakukan dosa besar.

Sikap Muslim terhadap Malam Tahun Baru

Muslim sebaiknya:

  1. Menghindari perayaan yang tidak sesuai syariat, baik karena aspek tasyabbuh maupun dampak negatifnya.
  2. Memanfaatkan malam tersebut untuk beribadah, seperti qiyamul lail, muhasabah, atau doa.
  3. Menyebarkan kesadaran kepada keluarga dan teman mengenai pentingnya menjaga prinsip Islam dalam setiap aspek kehidupan.

Dengan demikian, malam Tahun Baru bukan hanya menjadi soal menyerupai tradisi tertentu, tetapi juga soal menjaga identitas keislaman, menghindari keburukan, dan memanfaatkan waktu dengan baik.

Hadiri terkait masalah tasyabbuh ini di kajian yang bertema;

Malam Yang Lebih Dari Sekedar Tasyabbuh

In syaa Allah bersama:
Ustadz Abdul Hakim Zawawi, Lc., M.IRKH حفظه اللّه تعالى

Selasa, Ba’da Maghrib
31 Desember 2024 | 29 Jumadil Akhir 1446 H
Masjid Jami Alhikmah
Komp.BBIA (Balai Besar Industri Agro) Cikaret – Perum. Cikaret Hijau, Bogor Selatan. (Lihat map dibawah)

  • Terbuka untuk umum (akhwat & ikhwan)
  • Jangan lupa membawa alat tulis menulis untuk mencatat
  • Silahkan jika ingin membawa tumbler sendiri untuk mengurangi sampah plastik
  • Mohon membuang sampah pada tempatnya
  • Untuk menuju lokasi kajian klik peta Google dibawah

Live Streaming kajian ini


Silahkan sebarkan informasi kajian ini.
Rasulullah ﷺ bersabda,

مَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَلْتَمِسُ فِيهِ عِلْمًا، سَهَّلَ اللهُ لَهُ بِهِ طَرِيقًا إِلَى الْجَنَّةِ

Barangsiapa menempuh suatu jalan untuk menuntut ilmu agama, maka Allah Subhaanahu Wa Ta’ala akan memudahkan baginya jalan menuju surga.
[HR. Muslim dari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu]


Tafsir Singkat Alquran Satu Set (30 Juz)

Kitab Aisarut Tafaasiir (Tafsir Mudah al-Qur-an), karya Dr. As’ad Humad Sulthan mendapatkan penghargaan dari Lembaga Penghargaan Internasional Raja Faisal dalam bidang tafsir Al-Qur-anul Karim.

5 1 Pilih
Article Rating
BAGIKAN POSTINGAN INI
Abdul Hakim Zawawi, Lc., M.IRKH
ustadz
Ustadz Abdul Hakim Zawawi, Lc., adalah lulusan S1 Syariah dari LIPIA Jakarta dan S2 Syariah dari International Islamic University, Malaysia.
guest
0 Comments
tertua
Terbaru Suara Terbanyak
Tanggapan Sebaris
Lihat semua komentar
detail acara
Butuh Bantuan?