Kembali

Ucapan Imam Syafii Menjelang Ajalnya

Al Imam Ismail bin Yahya Al Muzani rahimahullah pernah berkata:

“Aku pernah menjenguk Asy Syafi’iy rahimahullah ketika beliau sakit yang mengantarkan kepada kematian beliau. Kemudian beliau menyebutkan kepadaku beberapa bait syair tentang dirinya.

ما شئتُ كان وإن لم أشأ # ماشئتَ إن لم تشأ لم يكن

عخلقت العباد على ما علمت # وفي العلم يجري الفتى والمسن

فمنهم شقي ومن سعيد # ومنهم قبيح ومنهم حسنْ

على ذا مننت وهذا خذلت # وهذا أعنت وهذا لم تعن

Segala sesuatu terjadi karena kehendakMu walau aku tak menghendakinya. Dan apabila aku menghendaki sesuatu namun Engkau tak menghendakinya maka tidak akan terjadi.

Engkau menciptakan hamba-hambaMu sesuai ilmuMu. Dan dalam ilmuMu berjalanlah kehidupan yang muda maupun yang tua.

Dan di antara mereka ada yang sedih ada yang bahagia. Dan di antara mereka ada yang jelek adapula yang baik.

Yang ini Engkau karuniakan, yang ini Engkau hinakan. Yang ini Engkau beri pertolongan yang ini tidak Engkau tolong.

7 Faidah Syair

  1. Ilmu Allah begitu luas dan Azaliy (tidak terbatas, tidak diawali dengan bodoh, dan tidak diakhiri dengan sifat lupa. Mengetahui apa yang terjadi, yang akan terjadi, yang tidak terjadi, seandainya terjadi, apa yang terjadi.)  semua telah Allah catat di Lauhil Mahfuzh.
  2. Segala perkara hakikatnya berawal dari kehendak Allah. Tidak ada yang mampu keluar dari kehendakNya. Walaupun seorang hamba tetap diberi kehendak dan kemmpuan untuk melakukan sesuatu atau meninggalkan sesuatu, namun semuanya tetap atas kehendak Allah sesuai yang dicatatkan di Lauhil Mahfuzh.
  3. Rezeki sudah diatur Allah. Tugas kita adalah bertawakkal. Yaitu dengan berusaha mengambil sebab untuk meraih rezeki tersebut dibarengi rasa bergantung kepada Allah.
  4. Hendaknya kita mempelajari rukun iman dengan baik, termasuk di dalamnya iman kepada takdir. Dengannya seorang hamba akan lebih optimis dalam menjalani hidup.
    Allah berfirman:

    قُلْ لَنْ يُصِيبَنَا إِلا مَا كَتَبَ اللَّهُ لَنَا هُوَ مَوْلانَا وَعَلَى اللَّهِ فَلْيَتَوَكَّلِ الْمُؤْمِنُونَ

    Katakanlah, “Sekali-kali tidak akan menimpa kami melainkan apa yang telah ditetapkan oleh Allah bagi kami. Dialah Pelindung kami, dan hanyalah kepada Allah orang-orang yang beriman harus bertawakal.” (At Taubah:51).
  5. Rasulullah sallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

    لو توكلتم على الله حق توكله لرزقكم كما يرزق الطير، تغدو خماصا وتروح بطانا

    Seandainya kalian bertawakkal kepada Allah dengan sebenar-benarnya tawakkal, maka Allah akan memberi rezeki kepada kalian sebagaimana Dia memberikan rezeki kepada burung, yang pergi dalam keadaan perut kosong dan pulang dalam keadaan kenyang.
    (HR. Tirmidzi, dishahihkan oleh Al Albani.)
  6. Hendaknya kita memperbanyak doa untuk tetap istiqomah dalam ketaatan kepada Allah hingga ajal menjemput. Karena hati seseorang berada di antara jari-jari Allah yang bisa Allah bolak-balikkan sesuai kehendakNya.
  7. Setiap orang memiliki kelebihan dan kekurangan baik dalam fisik maupun harta. Namun semuanya tidak ada yang istimewa di mata Allah kecuali dengan takwa. Allah juga telah memberi jalan kemudahan menuju surga sesuai kemampuannya masing-masing. Maka hendaknya kita bertakwa sesuai kemampuan kita. Allah berfirman:

    إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ

    Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal. (Al Hujurat: 13)

  • Ta’liq ala syarhi sunnah lil Muzani, karya Syaikh Prof. Abdurrozaq bin abdul muhsin Al Badr;
  • Ta’liq ala Syarhi Sunnah lilmuzani, karya Syaikh Prof. ali Asy Syibl;
  • Al Bidayah Wa Nihayah, Karya ibnu Katsir;
  • Ad Daa Wa Dawa, karya Ibnul Qoyyim;
  • Mausu’ah Al Aqidah Wal Adyan Wal Firaq Wal Mazahib Al Muasharah.

Oleh Ustadz Muhammad Fadhil

4.8 4 suara
Article Rating
BAGIKAN POSTINGAN INI
guest
0 Comments
tertua
Terbaru Suara Terbanyak
Tanggapan Sebaris
Lihat semua komentar
Butuh Bantuan?