
ﷲ سبحانه و تعالى telah menetapkan rizki untuk setiap hambanya, apa yang menjadi rizki seseorang tidak akan mungkin jatuh ketangan orang lain dan tidak akan berkurang sedikitpun.
Ia menerimanya secara utuh sebelum ajal menemuinya, rizki itu tidak hanya berupa harta kekayaan tetapi juga kesehatan, waktu luang, anak sholeh, rumah tangga yang baik dan semua nikmat ﷲ baik yang tampak maupun tidak tampak, baik yang besar maupun yang kecil itu semua adalah rizki.
Dan rizki selain harta itu lebih baik atau berharga bagi orang yang bertaqwa. Rasulullah ﷺ bersabda “Tidak mengapa kekayaan orang yang bertaqwa, kesehatan lebih baik daripada kekayaan bagi yang bertaqwa, kebaikan jiwa adalah sebagain dari nikmat ﷲ”
Karena itu janganlah seseorang mengorbankan sesuatu yang jauh lebih berharga dari harta kekayaan namun tidak sedikit orang yang mengorbankan agama, keimanan dan kebaikan jiwanya hanya untuk mendapatkan harta dunia dengan melupakan akhiratnya.
Kekurangan dari sisi harta jangan sampai membuat kita lupa untuk bersyukur kepada-Nya atas berbagai nikmat yang jauh lebih berharga daripada harta dunia dan hendaknya kita menjadikan harta kekayaan itu sebagai sarana merealisasikan rizki yang jauh lebih berharga yaitu ketaqwaan kepada-Nya.
Maka itu jika kita melihat seseorang yang bergelimang dengan kemaksiatan dan dosa tetapi rizkinya tampak lancar-lancar saja kita harus waspada dan menyadari bahwa hal itu adalah bagian dari Istidraj (Adalah azab berupa kenikmatan).
Rasulullah ﷺ bersabda “Jika kamu melihat ﷲ memberi kepada hamba dari perkara dunia yang diinginkannya padahal dia terus berada dalam kemaksiatan kepadanya, ketahuilah bahwa hal itu adalah Istidraj atau jebakan berupa nikmat yang disegerakan dari ﷲ سبحانه و تعالى”.
Tatkala seseorang bersenang-senang dengan berbagai fasilitas yang mereka dapatkan semakin bertambah dan dibukakan pintu kemudahan lainnya sehingga mereka lupa bahwa itu merupakan jebakan nikmat.
Allah berfirman dalam Al-Quran surat Al-An’am ayat 44
فَلَمَّا نَسُوا۟ مَا ذُكِّرُوا۟ بِهِۦ فَتَحْنَا عَلَيْهِمْ أَبْوَٰبَ كُلِّ شَىْءٍ حَتَّىٰٓ إِذَا فَرِحُوا۟ بِمَآ أُوتُوٓا۟ أَخَذْنَٰهُم بَغْتَةً فَإِذَا هُم مُّبْلِسُونَ
“Maka tatkala mereka melupakan peringatan yang telah diberikan kepada mereka, Kamipun membukakan semua pintu-pintu kesenangan untuk mereka; sehingga apabila mereka bergembira dengan apa yang telah diberikan kepada mereka, Kami siksa mereka dengan sekonyong-konyong, maka ketika itu mereka terdiam berputus asa”
Sebaliknya jika kita melihat seorang hamba melakukan berbagai ketaatan kepada ﷲ, rizkinya biasa-biasa saja hendaknya kita menyadari bahwa Allah telah menghendaki agar ia mendapatkan kenikmatan yang jauh lebih berharga di akhirat kelak secara sempurna.
Semoga ﷲ membimbing kita agar menjadi seorang hamba yang senantiasa pandai bersyukur atas nikmat apapun dan seberapapun yang dikaruniakan kepada kita.
“Tak perlu resah saat ﷲ tahan rizki kita dalam ketaatan, namun takutlah saat ﷲ mudahkan semuanya justru saat kita berkubang maksiat”
Sumber : https://www.youtube.com













