
Sebuah hadist diriwayatkan Hakim dari Jabir bin Abdillah رضي الله عنه menyebutkan diakhirat nanti ada seorang hamba yang telah beribadah selama 500 tahun, ahli ibadah tersebut pun dipersilahkan Allah سبحانه و تعالى untuk memasuki surga. “Wahai hambaku, masuklah engkau kedalam surga karena rahmatku”, demikian firman Allah dalam hadist kursi tersebut.
Namun ada yang mengganjal dalam hati si ahli ibadah, mengapa Ia masuk surga lantaran rahmat Allah, bukankah Ia telah beribadah selama 500 tahun ? “Ya Robbi, mengapa aku tidak dimasukan ke surga karena amalku?”.
Allah سبحانه و تعالى pun memperlihatkan nikmat yang telah diberikannya bagi si ahli ibadah, nikmat Allah tersebut ditimbang dengan seluruh amal ibadah yang telah ia kerjakan, ternyata nikmat penglihatan dari sebelah matanya saja sudah melebihi ibadah 500 tahun si ahli ibadah. Akhirnya si ahli ibadahpun tunduk dihadapan Allah dan menyadari betapa kecil nilai ibadahnya.
Tidak alasan bagi seorang muslim tidak bersyukur kepada Allah, sebanyak apapun ibadah yang dilakukan tak akan sebanding dengan nikmat dan karunia yang telah diterima dari Allah سبحانه و تعالى
Demikianlah hakikat dari ibadah, sebagai ungkapan rasa syukur seorang hamba kepada Rob nya, jadi menunaikan ibadah bukan hanya sebatas pelunas hutang dan menunaikan kewajiban saja.
Rasulullah ﷺ sebagai seorang hamba yang dijamin oleh Allah Allah سبحانه و تعالى pun memperlihatkan nikmat yang telah diberikannya bagi si ahli ibadah, nikmat Allah tersebut ditimbang dengan seluruh amal ibadah yang telah ia kerjakan, ternyata nikmat penglihatan dari sebelah matanya saja sudah melebihi ibadah 500 tahun si ahli ibadah.
Akhirnya si ahli ibadahpun tunduk dihadapan Allah dan menyadari betapa kecil nilai ibadahnya. untuk masuk surga, diampuni seluruh dosanya yang lalu dan yang akan datang jika ada. Adalah teladan dalam hal bersyukur.
Suatu kali, istri beliau bertanya mengapa suaminya itu selalu solat tahajud sepanjang malam, bahkan kaki Beliaupun sudah bengkak lantaran lamanya berdiri. “Ya Rasulullah, bukankah Allah سبحانه و تعالى telah mengampuni dosamu yang dahulu dan yang akan datang?” demikian Aisyah radhiyallahu’anha bertanya.
Aisyah mengisyaratkan buat apalagi susah-susah lagi ibadah, toh Rasulullah ﷺ sudah dijamin Allah masuk surga, seluruh kesalahannya kalaupun ada sudah diampuni oleh Allah, dan Ia adalah mahluk yang paling mulia dimuka bumi. Lalu mengapa Ia masih merepotkan diri dengan ibadah sepanjang malam?
“Bukankah lebih elok jika Aku menjadi hamba Allah yang bersyukur”. Demikian jawab Rasulullah ﷺ
Demikianlah Rasulullah mencontohkan hakikat dari ibadah bukanlah sebatas pelunas hutang atau pembersih diri dari dosa.
Hakikat ibadah bukanlah sebatas pelunas hutang atau pengugur dosa. Ibadah adalah luapan rasa syukur kepada Allah سبحانه و تعالى.


 
 		 
         












 Sunnah.
  Sunnah.

 
		 
		 
		 
		 
		 
		 
		 
		 
		 
		 
		 
		 
		




